Tokoh Inspirasi LLDikti Wilayah II, Sang Pemimpin Membersamai Semua Orang
- Admin
- 27 June 2024
- 1300 Views
Palembang, lldikti2.id – Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, M. Sc dikenal sebagai sosok Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah II secara resmi pada Juni 2022 silam. Iskhaq lahir di desa kecil, tepatnya Desa Jelabat BK 9 OKU Timur, Provinsi Sumatera Selatan. Rumah masa kecilnya dekat dengan rumah Herman Deru. Ada sejarah tentang penamaan Iskhaq Iskandar, ketika masih kecil guru bahasa arabnya yang bernama Ali Wardana menjelaskan bahwa ejaan bahasa arab yang benar haruslah menggunakan imbuhan ‘kh’, sehingga sejak saat itu namanya adalah Iskhaq Iskandar. Di rumah, Iskhaq dipanggil dengan nama kecilnya, yakni Icak.
Pekerjaan Abah dan Umi-nya adalah seorang guru. Uminya adalah orang Yogyakarta dan telah mualaf ketika menikah dengan suaminya yang beragama Islam. Dahulu, keluarga dari Umi beragama Katolik, sehingga Iskhaq selalu diajarkan orangtuanya untuk mengamalkan toleransi beragama dalam menghormati perbedaan tersebut. Misalnya, setiap minggu pasti diantar ke gereja untuk melaksanakan kebaktian dan beribadah ketika azan berkumandang. Keinginan masa kecil Iskhaq adalah menjadi Zainuddin MZ serta berkuliah di Al-Azhar. Iskhaq Iskandar bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah (Tingkat Sekolah Dasar) Sidorahayu OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 1985. Setiap pergi bersekolah, Iskhaq menaiki sepeda sekitar 45 menit lamanya. Selain berprestasi, Iskhaq juga pandai berbicara di depan banyak orang, misalnya ketika pemberian kata sambutan di kelulusan sekolah. Iskhaq melafalkan Ayat Kursi agar mengatasi kegugupan yang dialaminya. Setelah lulus dari Madrasah, Iskhaq mengikuti ujian EBTANAS atau dikenal dengan Ujian Nasional hingga akhirnya mencapai Juara 1 se-Kabupaten Sidorahayu OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan.
Selama hidupnya, keluarga Iskhaq selalu menggunakan tata bahasa Indonesia yang baik. Iskhaq selalu diajarkan oleh Abahnya untuk menggunakan bahasa Indonesia karena bahasa daerah dapat dipelajari, tetapi bahasa Indonesia memiliki kekuatan dalam memperluas interaksi dengan orang lain. Kebiasaan ini diturunkan kepada keluarga Iskhaq hingga saat ini. Menurutnya, cerita paling menarik untuk diceritakan adalah cerita tentang masa kecilnya. Keluarganya tinggal di kampung, bahkan Iskhaq pun tidak mengenal PLN, hanya ada mesin diesel saat itu. Kehidupan di desa hanyalah menggembala dan tentu memiliki banyak teman bermain. Titik baliknya adalah ketika Iskhaq memasuki SMP Negeri, Iskhaq mulai mengenali banyak perbedaan gaya hidup antara di kampung dengan kota tempat Iskhaq bersekolah.
Iskhaq melanjutkan sekolahnya pada SMP Negeri 1 Belitang OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan di tahun 1988. Abahnya pernah berpesan bahwa Sekolah Umum akan mudah membawa kita kemana saja. Tak lama, Iskhaq pun melanjutkan SMA-nya pada tahun 1991 di SMA Negeri 1 Belitang OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan. Setelah lulus dari SMA, Iskhaq bercita cita untuk menjadi Akademi Tentara Nasional Indonesia bagian Angkatan Udara. Iskhaq mendapatkan kesempatan jalur undangan dari beberapa kampus terkenal seperti UGM, UNDIP, dan UNSRI. Guru SMA-nya menasehatinya, kalau Iskhaq harusnya masuk di jurusan fisika saja, maka kelak dapat menjadi dosen. Kabar buruknya, Iskhaq kurang beruntung dalam jalur undangan sehingga harus mengikuti SBMPTN. Akhirnya, Iskhaq lulus pada jurusan Fisika di Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Alam Universitas Sriwijaya. Pekerjaan pertama Iskhaq adalah menjadi pegawai Bank.
Tahun 1996, terdapat lowongan untuk dosen Universitas Sriwijaya. Dahulu, Abah dan Umi sangat ingin anak-anaknya menjadi seorang dosen. Karena ajakan dari Kakak Kandungnya, maka Iskhaq mencoba untuk mengirim lamaran kerja dan mengikuti tes tersebut. Iskhaq datang dari bekasi ke Indralaya menaiki pesawat. Awalnya Iskhaq hanya menuruti ajakan dari Kakak Kandungnya saja, tetapi hatinya tergerak untuk mengerjakan tes dengan sungguh-sungguh karena rugilah dirinya jika menyia-nyiakan semua niatnya dari awal. Nasib baik, Iskhaq diterima. Kemudian Iskhaq menemui Kepala Cabang Bank tempat Iskhaq bekerja untuk mendiskusikan karirnya dan memilih untuk mengundurkan diri karena tidak melihat kesempatan yang lebih luas pada saat itu
Mulai dari hari itu, Iskhaq menjadi dosen. Iskhaq bertekad untuk melanjutkan pendidikannya ke S2 dan S3 dengan mendapatkan beasiswa ke Australia dan Jepang secara bersamaan. Awalnya ketika bulan ramadhan, Iskhaq diuji dengan pembatalan beasiswa sepihak yang dilakukan begitu saja. Namun, setelah mengikhlaskan hal tersebut, Iskhaq mendapatkan kesempatan lagi untuk beasiswa yang sama. Pada tahun 2004 Iskhaq memilih untuk mengambil beasiswa di Jepang, karena beberapa faktor yang lebih baik seperti dapat melangsungkan S3 sekaligus. Iskhaq memilih jurusan Oseanografi Universitas Tokyo dengan menempuh jenjang S2. Di tahun 2007 ia menyambung jurusan oseanografinya pada jenjang yang lebih tinggi yakni S3 di universitas yang sama. Setelah selesai menempuh pendidikan tingkat tertinggi, Iskhaq menekuni oseanografi dan iklim tropis sebagai seorang peneliti, serta menjabat sebagai Kepala LLDikti Wilayah II.
Pekerjaannya di LLDikti adalah sebagai Kepala LLDikti Wilayah II dalam mendampingi tata kelola Perguruan Tinggi agar menjadi lebih baik. Tugas dan fungsinya meliputi pemeliharaan akreditasi, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di tingkat pendidikan dan jenjang jabatan akademiknya, terakhir menciptakan atmosfer akademik yang ditunjang oleh penyediaan infrastruktur. Tujuan yang ingin dicapai oleh Iskhaq saat ini adalah Zona Integritas dan Wilayah Bebas dari Korupsi untuk menunjukkan budaya kerja PIKIR (Profesionalisme, Integritas, Kolaboratif, Inovasi, Responsibility). Membangun budaya kerja itu sangat sulit, jika pekerjaan fisik dapat selesai dalam hitungan waktu sedangkan budaya kerja membutuhkan figur, usaha, komitmen, dan waktu yang lama.
Prinsip yang Iskhaq pegang adalah Touch The Limit karena keputusan akhir bukan pada individu, melainkan pada Tuhan. Usaha yang terbaik akan menghasilkan hasil yang terbaik pula. “Jika Anda ingin mengubah dunia, mulailah dengan membereskan tempat tidur Anda”. Pidato dari pensiunan Komandan Bintang Empat Angkatan Laut AS bernama WillIskhaqm McRaven berhasil memotivasi Iskhaq untuk menjadi pribadi yang lebih disiplin dan dapat merencanakan sesuatu yang lebih besar. Iskhaq juga memiliki prinsip untuk bermanfaat bagi orang lain. Kelak dengan membantu orang lain, kita juga senantiasa dibantu Allah SWT. Menurutnya, pemimpin itu seperti pelayan, pemimpin harus siap memudahkan segala urusan orang lain. Surga terbaik dan neraka terdalam ada diantara pemimpin.
“Sebagai lembaga layanan kita tentu tidak hanya melayani tetapi juga menerima, dan ini perlu waktu. Selalu saya bilang kepada siapapun untuk tidak menggantungkan cita-cita di plafon langit LLDikti Wilayah II. Saya ingin mengubah pola pikir semua orang sehingga memiliki pola karir yang tidak terbatas. Selain itu, sebagai pemimpin, demokratis adalah pilihan saya. Kows the way, goes the way, and shows the way.” ujarnya pada tim saat diwawancarai (27/5).
#zonaintegritas #kamibersamaanda #kamisiapmelayani #PIKIR
Penulis : adn.
Editor : admin.